SULAWESI DAN DAERAH JAJAHANNYA
CELEBES EN ONDERHOORIGHEDEN
(22) Di Noorderdistrict, hubungan antara beberapa kampung yang dihuni oleh orang-orang Bone dan bupati beberapa kali perlu dibenahi. Selain itu ketenangan dan ketertiban tetap tidak terganggu di daerah yang diperintah langsung. Pergerakan yang bersifat keagamaan tidak terjadi. Meskipun lambat, Islam mengalami kemajuan. Pembukaan sebuah pos zending di teluk Kendari (lihat laporan sebelumnya halaman 18) yang dimaksudkan oleh misi Katolik belum terwujud.
Kondisi kesehatan selama tahun 1883 sangat memuaskan. Di beberapa daerah selama jangka waktu pendek atau panjang kolera masih melanda, tetapi pada akhir tahun itu penyakit ini lenyap sama sekali. Perdagangan tetap berada di bawah pengaruh harga kopi yang rendah. Hasil-hasil panen padi dan kopi pada tahun 1883 pada umumnya kembali kurang menguntungkan.
Dari kerajaan-kerajaan pribumi, Wajo (yang pengaturan pergantian tahta dalam pemerintahan atas Sidenreng masih terbukti belum memuaskan) selalu tetap menahan diri. Raja baru di Sidenreng Sumanga Ruka sampai sekarang ini dari pihaknya menunjukkan kebijakan dan kewenangannya dalam tindakannya terhadap daerah Wajo di Belawa yang berbatasan dengan daerahnya, yang menawarkan tempat persembunyian bagi berbagai orang jahat, dank arena itu menjadi gangguan bagi penduduk Sidenreng. Pada mulanya melalui tindakanya dia mencoba melakukan perbaikan atas kondisi, tetapi utusannya yang sedang berangkat ke Belawa dibunuh oleh gerombolan bersenjata dan tiga orang dari mereka juga menjadi korban. Pada saat itu Sumanga Ruka segera dengan pasukan yang besar berangkat ke Belawa, tanpa membuang waktu untuk menerima bantuan dair daerah-daerah Wajo lainnya. Setelah pertempuran singkat, gerombolan Belawa dipukul mundur dan perjalanan ke kampung induk diteruskan, yang tanpa banyak kesulitan segera dikuasai oleh orang-orang Sidenreng, karena musuh telah menarik diri dan hanya sebagian penduduk yang setia tetap tinggal. Harta mereka yang dinyatakan bersalah dihancurkan, setelah itu Sumanga Ruka menarik diri, menyerahkan Belawa kepada Wajo tanpa hak di atasnya. Pamer kekuatan yang berhasil ini pasti sangat mempengaruhi sikap benci terhadap Sidenreng di antara mereka yang melawan.
Kunjungan yang dilakukan oleh Gubernur Celebes pada bulan Maret 1883 ke Bone (lihat laporan sebelumnya halaman 17), yang bertujuan menjamin bahwa suatu komisi militer yang mendampinginya menerima kerjasama yang diperlukan untuk membeli kuda-kuda beban dalam melaksanakan instruksinya, oleh ratu beberapa bulan kemudian dibalas dengan kunjungan balasan ke ibukota Makasar. Di dua kerajaan itu sepanjang tahun kekuasaan terbuka: di Luhu ratu dan di Sumbawa sultan meninggal. Sultan Sumbawa digantikan oleh cucunya, saat itu ditunjuk sebagai pengganti. Para bangsawan Luhu pada awal tahun 1884 memilih sebagai pengganti ratu yang meninggal salah satu sepupunya.
(201) Panen padi sebagian besar gagal, mengingat tahun 1883 ditandai dengan kekeringan panjang dan (dengan perkecualian beberapa lahan yang terletak di dataran itu yang karena buruknya saluran air) padi di wilayah pemerintah hanya ditanam di sawah tadah hujan. Ternak bajak tersedia dalam jumlah yang memadai. Hanya melalui pengangkutan padi yang terus-menerus dari Bali dan daerah lain kekurangan bahan pangan bisa dicegah. Di dataran tinggi, tanaman padi semakin banyak terdesak oleh tanaman kopi, sebaliknya di dataran rendah padi tetap menjadi bahan pangan utama. Penduduk sebaliknya tidak begitu tertarik untuk menerapkan perbaikan dalam penggarapan tanah, penyemaian dan sebagainya. Jagung yang juga ditanam di kebun terpisah sebagai tanaman pertama, seperti halnya berbagai jenis ubi, termasuk tanaman kedua terpenting.
Dari pulau Selayar, yang hampir seluruhnya ditanami dengan tanaman kelapa, pada tahun 1883 diekspor 977.800 butir dan 4299 pikul minyak kelapa, terutama ke daratan Sulawesi, ke Bali, Surabaya, Buton dan Flores. Kelapa dalam kondisi kering (kopra) sebaliknya karena harga pasar rendah hanya diekspor dalam jumlah sangat kecil. Di daerah pribumi juga di sana-sini tanaman kelapa dijumpai; terutama minyak sangat disukai dari daerah Mandhar.
Tanaman kopi yang ada di distrik kabupaten pegunungan dan Segiri di afdeeling Noorderdistrict, di distrik Bontain di afdeeling Zuiderdistrict di seluruh afdeeling Oosterdistrict dan di pulau Selayar, tetapi juga di kerajaan-kerajaan pribumi yang termasuk wilayah pemerintah juga banyak dikelola, menjadi salah satu sumber penghasilan rakyat. Sepanjang tahun ini mereka mengalami perluasan. Tentang jangkauan tanaman juga angka-angka disetorkan seperti halnya sehubungan dengan panen. Sementara itu pada umumnya panen lebih berlimpah daripada tahun 1882. Produk ini sebagian besar disetorkan lewat Makasar. Dibandingkan 97.278 dan 119.512 pikul pada tahun 1881 dan 1882, pada tahun 1883 sebanyak 116.609 pikul meninggalkan pelabuhan ini. Dari jumlah yang diekspor, dalam tiga tahun (menurut penafsiran) sebanyak 53.000, 89.000 dan 76.000 pikul berasal dari tanah pemerintah. Tujuan kopi yang diekspor dalam pengapalan dilaporkan sebagai berikut
Tujuan ekspor
|
1881
|
1882
|
1883
|
Ke Belanda
|
72.939
|
71.381
|
86.257
|
Ke Perancis
|
812
|
-
|
-
|
Ke Amerika
|
-
|
19.289
|
6.364
|
Ke Singapura
|
16.716
|
16.181
|
11.095
|
Ke Jawa dan bagian lain Hindia Belanda
|
6.811
|
12.661
|
12.893
|
Di kota-kota pelabuhan kecil (Bontain, Bulukumba, Balangnipa dan Maros) tempat pengapalan produk itu ke Makasar (lihat laporan sebelumnya halaman 208), harga kopi pada tahun 1883 berkisar dari f 16 sampai f 25 per pikul, dibandingkan f 18 sampai f 25 pada tahun sebelumnya. Di pasar-pasar sesuai dengan lokasinya di dalam atau di luar daerah kopi, untuk kopi ditawarkan 15-30 sen per kati. Pada pemetikan dan pengolahan, penduduk pada umumnya tidak banyak memberikan perhatian.
Di tanah-tanah partikelir di wilayah ini, yang hanya sebagian kecil dimiliki oleh orang Eropa, terutama padi dan kelapa atau hanya padi saja yang ditanam. Laporan tenatng luas atau produksi yang diperoleh tidak tersedia. Nilai perkebunan ini menurut penafsiran dalam hipotik terakhir ditafsirkan sebesar f 274.465 termasuk f 242.900 bagi 23 perkebunan di afdeeling Makasr (selanjutnya terbukti bahwa beberapa tempat yang dalam laporan selama 1882 menampung dua perkebunan, seluruhnya hanya dihitung satu perkebunan) dan f 31.565 bagi 11 perkebunan di afdeling Noorderdistrict. Tentang hak dan kewajiban para pemiliknya, keputusan Hindia tanggal 24 Juli 1830 dan 15 Juli 1869 yang belum lama ini dimuat dalam Bijblad nomor 3909 menjelaskannya.
Di dua afdeeling tersebut dan di afdeeling Zuiderdistrict, secara keseluruhan 617 bahu tanah pemerintah disewakan atau dilepaskan sebagai hak guna usaha. Tanah sewaan (49 bahu di afdeeling Makasar) juga digunakan bagi penanaman padi dan selanjutnya bagi penanaman kelapa dan kebun buah. Bagi pembibitan kopi, dua dari tiga tanah perkebunan disediakan yakni Bakungan seluas 457 bahu di distrik Bontain (afdeeling Zuiderdistrict) dan Kutulu atau Batu Basi seluas 52 bahu di distrik Maros (afdeeling Noorderdistrict). Perkebunan ini tempat kopi Liberia ditanam pada mulanya berkembang besar, tetapi baru pada tahun 1883 panen. Perkebunan Bakungan berasal dari tahun 1878 dan mengalami kemajuan. Kebun-kebun kopi mencakup lahan seluas 350 bahu, sementara produksi yang pada tahun 1882 mencapai 220 pikul, pada tahun 1883 naik sampai 500 pikul. Orang bekerja secara rutin dengan 125 buruh dari Selayar, yang secara bergantian saling mengganti dan menerima upah f 8 per bulan, di samping 1 ¼ kati beras tiap hari. Perkebunan sewaan ketiga terbatas pada pengambilan guano di pulau Kabia atau Baars, yang mencakup luas 59 bahu dan hanya selama 10 tahun disewakan (sampai 3 Desember 1889). Pada tahun 1883 para pengusaha menerima 6000 pikul guano, dibandingkan 7000 pikul pada tahun 1882. Pupuk diangkut ke Surabaya.
Sumber : Koloniaal Verslag over het jaar 1885-1886
Komentar
Posting Komentar